TRUK F
Perkuat Kapasitas Tim Lewat Pelatihan MEAL: Mengukur, Belajar, dan Menghadirkan
Perubahan Nyata untuk Perempuan dan Anak
Maumere, 8 Agustus 2025 – Awal
Agustus 2025, ruang pelatihan TRUK F di Maumere dipenuhi semangat para staf dan
relawan. Selama lima hari, mereka mengikuti Pelatihan Monitoring, Evaluation,
Accountability, and Learning (MEAL) yang diselenggarakan pada 4–8 Agustus 2025.
Dua fasilitator berpengalaman,
Retno dan Oji, memandu jalannya pelatihan dengan pendekatan yang interaktif dan
membumi. Mereka tak hanya menyampaikan teori, tetapi juga mengajak peserta
mempraktikkan setiap materi, mulai dari perbedaan program dan proyek, siklus
manajemen proyek (PCM), penyusunan logframe, penentuan indikator, hingga teknik
pengumpulan, penyimpanan, analisis, dan pelaporan data.
“MEAL bukan sekadar alat ukur. Ia
adalah kompas yang memandu kita, memastikan setiap langkah program membawa
dampak nyata,” ujar Retno di awal pelatihan.
Belajar dari Proses dan
Kolaborasi
Melalui diskusi dan kerja
kelompok (Makro, Mikro, dan Meso), peserta mencoba mempraktikkan wawancara dan
koordinasi langsung dengan pihak pemerintah dan masyarakat. Proses ini memberi
gambaran konkret tentang bagaimana data lapangan diperoleh dan diolah menjadi
bahan pengambilan keputusan.
Rangkuman refleksi kegiatan
menegaskan bahwa keberhasilan program tidak hanya diukur dari output, tetapi
juga dari proses pelaksanaan, keterlibatan pihak terkait, dan keberlanjutan
dampak. Monitoring dan evaluasi harus berjalan beriringan seperti dua rel
kereta api yang menuju tujuan yang sama, memerlukan koordinasi yang kuat, dan
dilandasi prinsip akuntabilitas serta transparansi.
Namun, tantangan juga muncul.
Beberapa peserta menemukan bahwa panduan wawancara yang digunakan kurang
relevan dengan konteks responden, mempengaruhi kualitas data yang diperoleh.
Dari sini, muncul usulan untuk menyusun panduan yang lebih sesuai, menyederhanakan
materi logframe, serta memastikan semua staf dan relawan memiliki persepsi yang
sama tentang indikator dan tujuan program.
Suara dari Peserta
Setiap peserta membawa pulang
kesan yang berbeda. Sum Lewar menilai MEAL sangat membantu dalam kerja program
apa saja, walau ia merasa perlu waktu untuk belajar sendiri lagi. Ia
menyarankan pemetaan indikator berdasarkan capaian. Erlin menekankan kekompakan
tim sebagai kekuatan, “Dari tim ada kekompakan, saling mengingatkan. Pemateri
punya metode bagus,” katanya.
Sr. Venli menyebut tahap analisis
sebagai bagian paling menantang, sementara Osa bercerita dengan nada bercanda,
“Hari pertama dan kedua masih semangat, tapi ketika masuk ke pelacakan data,
rasanya gelap.” Om Valens memberi refleksi filosofis: “Aturan dan ukuran dalam
MEAL itu kebutuhan untuk mengisi jiwa.” Yana menambahkan pentingnya koordinasi
yang rapi, “dari activity sampai ke indikator.”
Bagi Wihelmina Nafis Naru,
pelatihan ini membuka mata tentang pentingnya akuntabilitas dan transparansi.
“Yang paling berkesan adalah proses belajar bersama yang melibatkan berbagai
pihak. Suasananya terbuka dan kolaboratif,” ujarnya. Ia berharap MEAL menjadi
budaya kerja TRUK F.
Margareta Yulianti Mbaru
menyoroti manfaat mempelajari perbedaan program dan proyek serta alur MEAL. Ia
menceritakan pengalamannya di kelompok Makro yang melakukan wawancara dengan
Kepala UPTD PPA Sikka. “Itu pengalaman berharga untuk memahami alur koordinasi
dengan pemerintah dan masyarakat,” tuturnya.
Sementara Marselinus Jago
mengakui awalnya merasa cemas tidak mampu memahami semua materi. Namun, metode
penyampaian yang sederhana membuatnya lebih percaya diri. Ia menekankan
pentingnya semua staf memahami logframe dan indikator sebagai panduan kerja bersama.
Menuju Program yang Lebih Kuat
Sr. Fransiska Imakulata, SSpS,
Ketua TRUK F menegaskan bahwa penguatan kapasitas MEAL adalah investasi jangka
panjang. “Kita tidak mau kerja kita berhenti pada laporan kegiatan. Kita ingin
melihat perempuan dan anak yang kita dampingi benar-benar merasakan perubahan
dalam hidup mereka,” ujarnya.
Dari pelatihan ini, para peserta
pulang dengan bekal keterampilan teknis dan kesadaran baru: bahwa setiap data
adalah cerita, setiap indikator adalah komitmen, dan setiap evaluasi adalah
peluang untuk memperbaiki diri. Dengan semangat ini, TRUK F siap melangkah
lebih mantap dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak di Flores,
memastikan setiap program tak hanya selesai di atas kertas, tapi juga berakar
dalam kehidupan masyarakat.