(0382) 23726, +62 813-3932-6340
Seminar dan Launching Buku Praktik Baik LBK

Seminar dan Launching Buku Praktik Baik LBK

  • Kategori: Seminar
  • Tanggal 21-03-2025

Seminar dan Launching Buku Praktik Baik LBK: Mewujudkan Lingkungan Ramah Perempuan dan Anak

Maumere, 19 Maret 2025 - Tim Relawan Untuk Kemanusiaan Flores (TRUK F) sukses menggelar Seminar dan Launching Buku Praktik Baik Pengembangan Layanan Berbasis Komunitas (LBK) di Kabupaten Sikka. Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara komunitas, pemerintah, dan organisasi kemanusiaan dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Komitmen Bersama untuk Perlindungan Perempuan dan Anak Dalam sambutannya, Ketua TRUK F, Sr. Fransiska Imakulata, SSpS, menegaskan bahwa peluncuran buku ini bertujuan untuk menginspirasi berbagai elemen masyarakat, khususnya pemerintah daerah, desa, dan komunitas. Melalui buku ini, diharapkan praktik baik dari LBK Magepanda dan Done dapat menjadi acuan bagi desa-desa lain dalam membangun lingkungan yang lebih aman dan inklusif.

Asisten I Sekda Sikka, Fitrianita Kristiani, S.Sos., M.Si., menyampaikan apresiasinya terhadap TRUK F yang telah konsisten memperjuangkan hak asasi manusia di Kabupaten Sikka sejak tahun 1967. Menurutnya, TRUK F, pemerintah daerah, dan masyarakat merupakan 'tungku api kemanusiaan' yang terus menyala untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak.

"Pemerintah Kabupaten Sikka berkomitmen menciptakan 'Maumere Baru', di mana anak-anak dan perempuan mendapatkan hak-hak mereka secara layak tanpa diskriminasi. Dengan dukungan LBK, kami percaya komunitas bisa lebih tanggap dalam mendeteksi dan menangani kasus kekerasan," ujar Fitrianita.

Cerita Inspiratif dari Lapangan Seminar ini juga menghadirkan testimoni dari para pengurus LBK yang telah berperan aktif dalam komunitasnya. Silvester Piston, Ketua LBK Bintang Kejora di Magepanda, membagikan pengalamannya dalam membentuk LBK sebagai respons terhadap tingginya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dengan kolaborasi bersama pemerintah desa, tokoh gereja, dan tokoh adat, LBK Magepanda menjadi pelopor dalam menangani kasus kekerasan melalui pendekatan komunitas.

"Kami bekerja tanpa pamrih. Ini adalah kerja sosial yang lahir dari kepedulian terhadap korban kekerasan. LBK hadir sebagai tempat pertama bagi para korban untuk mendapatkan bantuan dan pendampingan," ungkap Silvester.

Sementara itu, Flora Kutu dari LBK Sinar Done, yang juga berprofesi sebagai guru dan kader PKK, menceritakan perjuangannya menghadapi berbagai tantangan, termasuk ancaman dan intimidasi. Namun, semangat Flora tidak surut. Dengan dukungan TRUK F, ia terus mendampingi korban kekerasan di desanya.

"Ada kasus seorang perempuan yang mengalami gangguan jiwa setelah pulang dari migrasi. Berkat LBK, ia mendapatkan pendampingan yang layak. Ini menjadi kekuatan bagi saya untuk terus berjuang bersama komunitas," ujar Flora.

Suara Korban sebagai Agen Perubahan Kisah haru juga disampaikan oleh Ibu Ati, seorang penyintas KDRT yang kini aktif sebagai agen LBK. Dengan penuh emosi, ia menyampaikan rasa syukur atas dukungan LBK yang telah membantunya menjalani hidup yang lebih aman dan tenteram.

"Saya tidak pernah menyangka akan berada di titik ini. Dari korban, kini saya menjadi penggerak komunitas yang peduli terhadap perempuan dan anak-anak. Suami saya pun mendukung penuh langkah saya," ujar Ati sambil terharu.

Langkah Strategis ke Depan Sesi diskusi yang dipandu oleh moderator Servinus H. Nahak, M.Th., Lic, menyoroti perlunya harmonisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) antara LBK, TRUK F, dan pemerintah dalam menangani kasus kekerasan. Selain itu, disepakati perlunya pelatihan paralegal bagi pengurus LBK untuk memperkuat kapasitas hukum mereka.

Dafrosa Keytimu, Staf Divisi Pengorganisasian LBK TRUK F, menekankan bahwa komunikasi yang efektif menjadi kunci dalam membangun jejaring yang solid. Ia juga mendorong adanya koordinasi rutin antara LBK, pemerintah desa, dan UPTD PPA untuk memastikan penanganan kasus berjalan optimal.

Harapan untuk Masa Depan Sebagai penutup, TRUK F berharap Buku Praktik Baik ini dapat menjadi referensi bagi pembentukan LBK di desa-desa lain, guna menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi perempuan dan anak-anak di Kabupaten Sikka dan sekitarnya.

"Buku ini adalah langkah awal. Kami berharap ada lebih banyak cerita sukses dari LBK di masa depan. Dengan kolaborasi semua pihak, kita bisa menciptakan masyarakat yang bebas dari kekerasan," pungkas Sr. Fransiska Imakulata.***

 

Bagikan

Komentar