Maumere, 24 Januari 2025 – Perkumpulan Divisi Perempuan TRUK-F bekerja sama dengan Mensen Met Een Missie Belanda kembali menggelar hari kedua Workshop Penguatan Kapasitas Pendamping Disabilitas di Aula Hotel Sea World, Waiara, Maumere. Workshop ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman pendamping terkait hak-hak penyandang disabilitas serta mendorong kebijakan yang lebih inklusif.
Hari kedua dibuka dengan tinjauan ulang oleh Mama Heni, yang menyoroti pentingnya pendamping memahami tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas. Para peserta didorong untuk lebih aktif dalam menyuarakan pendapat serta berbagi pengalaman guna memperkuat praktik pendampingan.
Sesi dilanjutkan dengan materi dari Mama Elen, yang membahas perbedaan mendasar antara Difabel dan Disabilitas. Ia menekankan bahwa difabel lebih merujuk pada keunikan individu, sementara disabilitas berfokus pada hambatan sosial dan lingkungan yang menghambat partisipasi seseorang.
Diskusi mengenai Undang-Undang Penyandang Disabilitas memantik berbagai tanggapan peserta. Ibu Osa dan Pak Dus menilai bahwa UU ini masih kurang inklusif dan sulit diimplementasikan. Nong Hans (Tunanetra) juga mengkritisi bahwa kebijakan yang ada masih berorientasi pada pemberian bantuan, bukan pemberdayaan yang berkelanjutan.
Sr. Ika memberikan refleksi mendalam terkait perbedaan konsep "difabel" dan "disabilitas" setelah mengikuti diskusi selama dua hari. Menurutnya, pemahaman ini semakin membuka wawasan akan pentingnya inklusi sosial dan perlindungan bagi komunitas difabel.
Sesi ini menghadirkan aspirasi komunitas difabel yang selama ini sering diabaikan. Beberapa pesan penting yang disampaikan antara lain:
Pesan ini menjadi pengingat bahwa tantangan utama yang dihadapi penyandang disabilitas bukan hanya keterbatasan fisik atau mental, tetapi juga sistem sosial yang belum inklusif.
Ibu Elen memaparkan berbagai inisiatif yang telah diterapkan di Kabupaten Sikka untuk mendukung penyandang disabilitas, di antaranya:
✅ Pengorganisasian Disabilitas:
✅ Dukungan Pemerintah:
✅ Fasilitas Publik Ramah Disabilitas:
✅ Regulasi dan Kebijakan:
Peserta workshop diajak untuk melakukan simulasi guna memahami tantangan sehari-hari yang dihadapi penyandang disabilitas, di antaranya:
Pengalaman langsung ini memberikan wawasan bagi peserta mengenai pentingnya lingkungan yang ramah disabilitas dan peran pendamping dalam membantu mereka mengakses hak-haknya dengan lebih baik.
Sebagai komitmen pasca-workshop, berbagai pihak menyusun langkah-langkah strategis guna memperkuat layanan dan kebijakan bagi penyandang disabilitas:
📌 UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (Ibu Yani)
📌 Unit PPA Polres Sikka
📌 Dinas Sosial (DINSOS)
📌 SLB Bina Kasih (Bapak Emil)
📌 Perwakilan Rutan Sikka
📌 LBK Waira
📌 Forsadika (Nong Hans)
📌 TRUK-F (Sr. Ika, SSpS)
📌 Peringatan Hari Disabilitas Sedunia (3 Desember 2025)
Workshop ditutup dengan refleksi dari Sr. Ika, yang menekankan bahwa dua hari diskusi ini telah membuka wawasan yang lebih luas tentang hak-hak penyandang disabilitas. TRUK-F dan seluruh mitra berkomitmen untuk mewujudkan lingkungan yang lebih adil, inklusif, dan ramah bagi semua.
💙 #InklusiUntukSemua #KamiAdaKitaSetara #DisabilitasBukanHalangan