(0382) 23726, +62 813-3932-6340
Melampaui Tembok Gereja: TRUK F Menjawab Seruan Kemanusiaan Paus Fransiskus

Melampaui Tembok Gereja: TRUK F Menjawab Seruan Kemanusiaan Paus Fransiskus

  • Kategori: Artikel
  • Tanggal 22-04-2025


Maumere, Nusa Tenggara Timur – Sejak awal masa kepemimpinannya pada tahun 2013, Paus Fransiskus telah menghadirkan arah baru dalam kehidupan Gereja Katolik. Ia menyerukan perubahan mendasar dalam cara Gereja hadir di tengah dunia: bukan hanya sebagai lembaga keagamaan yang nyaman dalam ritus dan struktur, melainkan sebagai komunitas yang terlibat langsung dalam penderitaan umat manusia.

"Saya lebih menginginkan Gereja yang memar, terluka, dan kotor karena keluar ke jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena tertutup dan karena terobsesi pada kenyamanannya sendiri." Evangelii Gaudium, No. 49

Paus Fransiskus secara konsisten menunjukkan keberpihakan kepada mereka yang paling rentan—kaum miskin, pengungsi, korban kekerasan, serta semua yang mengalami ketidakadilan struktural. Dalam ensiklik Fratelli Tutti (2020), beliau menegaskan pentingnya membangun persaudaraan global, yang melampaui batas-batas budaya, agama, dan bangsa.

"Kita dipanggil untuk membangun persaudaraan universal yang mencerminkan kasih Allah kepada setiap makhluk." Fratelli Tutti, No. 92

Lebih jauh, Paus juga menekankan pentingnya pendekatan yang inklusif dan dialogis dalam merespons dinamika sosial-politik dunia:

"Dialog sosial sejati melibatkan kemampuan untuk menghargai sudut pandang orang lain, dan menghormati martabat setiap manusia sebagai anak Allah." Fratelli Tutti, No. 203

Salah satu semangat yang begitu menginspirasi kerja-kerja TRUK F di Flores adalah seruan Paus agar Gereja menjadi “Gereja yang luka”, yang hadir di tengah luka dunia:

"Kita dipanggil untuk menjadi Gereja yang luka karena hadir di tengah luka dunia, bukan hanya Gereja yang rapi dalam ritus." (Parafrasa dari Evangelii Gaudium, No. 49)

Paus Fransiskus juga tidak henti-hentinya menyerukan perubahan terhadap sistem ekonomi global yang eksploitatif dan budaya patriarki yang menindas perempuan. Dalam pidatonya kepada Gerakan Rakyat Dunia, beliau menegaskan:

"Tidak ada demokrasi yang nyata dengan ketimpangan ekonomi yang begitu besar. Dunia tidak dapat berjalan maju dengan sistem yang mengecualikan mayoritas umat manusia." Bolivia, 9 Juli 2015

Sementara dalam refleksinya tentang peran perempuan dalam kehidupan sosial dan Gereja, beliau menyatakan:

"Kita tidak bisa berpura-pura memiliki masa depan yang adil dan damai jika kita tidak memberikan ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam semua dimensi kehidupan." Audiensi Umum, 15 April 2015

Seluruh seruan, tindakan profetik, dan teladan hidup Paus Fransiskus menjadi fondasi spiritual dan inspirasi moral dalam setiap kerja kemanusiaan TRUK F dari pendampingan korban kekerasan berbasis gender, penguatan komunitas akar rumput, pemberdayaan penyintas, hingga advokasi untuk perubahan kebijakan publik. Semua dijalankan dalam semangat solidaritas, dialog, dan keberpihakan terhadap yang tertindas.

TRUK F menyampaikan doa dan simpati mendalam atas kondisi kesehatan Paus Fransiskus yang belakangan ini dilaporkan menurun. Kami mendoakan agar Bapa Suci senantiasa diberi kekuatan, penghiburan, dan damai dalam pelayanannya yang mulia di masa senjanya. Apabila kelak waktunya tiba dan Tuhan memanggilnya pulang, TRUK F menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas warisan kasih, keberanian, dan keberpihakan beliau kepada kemanusiaan.

Dalam semangat yang diwariskan oleh Paus Fransiskus, TRUK F berkomitmen untuk terus melayani dengan hati, berjalan bersama yang kecil dan terpinggirkan, serta menghadirkan wajah Allah yang penuh cinta, keadilan, dan harapan bagi dunia.

 

Bagikan

Komentar